blog-image

Dari Loper Koran hingga Menjadi Ajudan Ketua DPRD Perjalanan hidup masing-masing orang memang tidak sama. Pun demikian yang dialami Sutikno. Dia banyak memiliki lika-liku kehidupan. Mulai menjadi tukang pengantar koran, petugas cleaning service kantor dewan, sebelum akhirnya bisa diterima sebagai CPNS yang kini menjadi ajudan ketua dewan.
ABI MUKHLISIN, Mojokerto
Bersamaan datangnya pagi, di tengah para PNS lainnya sedang bersiap-siap berangkat ke kantor, Sutikno terlebih dulu sudah berangkat. Keluar dari rumah, dalam benaknya sudah siap melayani apa pun yang menjadi tugas dari â??Abahâ??-nya. Ya, â??Abahâ?? demikian dirinya akrab memanggil Noer Cholis, ketua DPRD Kota Mojokerto. Tugas sebagai ajudan Ketua DPRD Kota Mojokerto Noer Cholis telah menuntutnya untuk selalu siap setiap saat. Di tengah PNS sudah pulang dan berkumpul dengan keluarga, dirinya tetap dituntut kesiapannya jika sewaktu-waktu diajak Noe Cholis menghadiri acara. Meskipun tugas tersebut harus dilaksanakan sebaik-baiknya, namun semuanya dijalani dengan senang. Itu tak lain karena perjalanan hidup yang dia jalani sebelum diangkat menjadi PNS. "Saya sebelumnya loper koran Mas," ungkapnya. Tempaan berat telah mendidiknya untuk bisa mandiri. Ya, sejak 1996, lelaki lulusan STM ini setiap pagi diforsir tenaganya untuk mengantarkan koran satu per satu ke setiap pelanggan yang dimiliki. Dengan berbekal sepeda, dirinya dengan tetap semangat menjalani pekerjaannya itu. Setelah dirasa tuntas tugasnya mengantar koran, dengan pakaian yang dianggap pantas, dirinya pun berangkat ke sebuah kantor di Jl Gajah Mada 145. Di kantor DPRD Kota Mojokerto itulah dirinya menjalani pekerjaan keduanya setelah mengantar koran. Di kantor itu, dia tidak lantas enak-enakan duduk di kursi empuk. "Saya harus bersih-bersih. Saya jadi cleaning service yang harus membersihkan seluruh sudut ruangan kantor ini," katanya pelan sembari menyunggingkan senyumnya. Sutikno hanya pegawai honorer yang bertugas hanya berdasarkan surat perintah kerja (SPK). Seorang SPK yang saat itu tidak tahu kapan diangkat PNS. Meskipun demikian, tugasnya sebagai cleaning service terus dijalaninya. Setelah jam kerja membersihkan kantor dewan, bukan berarti dirinya bisa bersantai. Keinginannya untuk bisa bekerja, membuatnya berusaha maksimal melakukan apa pun asalkan halal. Sore harinya, selepas dari kantor dewan, dirinya sering bekerja sampingan sebagai tukang ojek. "Setelah kerja di kantor dewan, saya ngojek," katanya. Baru tahun 2001, dirinya merasakan plong. Bagaimana tidak, dirinya resmi menjadi CPNS. Status naik, kerjaan sama. Dirinya tetap bertugas bersih-bersih. Namun, tak lagi di kantor dewan. Melainkan dipersempit di ruangan sidang dewan. Meskipun sudah jadi PNS, dirinya tetap enak merangkap menjadi loper koran. "Setelah ngeloper, ya masuk kerja," ujar Sutik. Waktu berjalan. Saat itu, awal tahun 2005, dirinya bertemu dengan Noer Cholis yang saat itu menjabat ketua DPRD Kota Mojokerto. Mulai tahun tersebut, dirinya resmi menjadi ajudan sang ketua dewan. (*) ( Sumber : Radar Mojokerto )