blog-image

MOJOKERTO - Pemkot Mojokerto tidak main-main dalam memperlakukan siswa penyandang cacat. Paling cepat 2007 nanti, di Mojokerto akan segera didirikan sekolah inklusi untuk menjembatani antara SLB dan sekolah umum.
Selama ini memang masih ada kesan pengesampingan penyandang cacat. Padahal kemampuan mereka bisa jadi diatas mereka yang berfisik normal. Namun, untuk masuk ke sekolah umum, mereka masih banyak menghadapi kendala. Padahal, jika tetap di SLB kemampuan mereka jauh di atas teman-temannya. Salah satu jalan untuk menjembatani hal ini adalah dengan membuka sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah non SLB. Namun , di sekolah ini juga memungkinkan memanggil guru SLB jika memang diperlukan. â??Kami sedang merintis pendirian sekolah ini. Dan Insya Allah tahun 2007 nanti sudah berdiri,â? terang Kadis P dan K Kota Mojokerto Sutomo saat bersama Walikota Abdu Gani Soehartono menerima rombongan tamu dari Australia. Di daerah tetangga Mojokerto, yakni Jombang, sekolah model ini sudah ada.
Kepada Walikota, Ian Henderson, audiologist dari Australia berpesan agar bisa menjembatani antara temuan Dinkes tentang anak cacat dengan Dinas P dan K. Sebab, sepengetahuannya, temuan data penyandang cacat dari Dinkes sering tidak dikomunikasikan ke Disdik. â??Saya amati ada data yang hilang. Padahal, kalau data dari Dinkes bisa diberikan ke Dinas P dan K, si orang tua bisa lebih diarahkan bagaimana memperlakukan anak yang cacat. Dan, anak juga bisa lebih siap secara mental dalam menghadapi kenyataan hidup,â? terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gani juga menghendaki sharing informasi tentang kondisi penyandang cacat di Indonesia dan Australia. Dan, keinginan Gani itu pun langsung disambut positif oleh Ian yang juga bekerja di sebuah lembaga untuk perkembangan anak-anak usia dini bernama Early childhood Community Development (ECCD) ini. Gani pun akan diundangnya ke Australia. Gani sendiri mengatakan kesanggupannya diundang ke Australia sewaktu-waktu. â??Setiap waktu saya siap,â? terangnya. (ddy)
( Sumber : Radar Mojokerto, Selasa 23 Mei 2006 )