Ada Warga Telantar 5 Bulan
  • Post by kota on 05 May 2006
blog-image

JIKA dewan merasa ditilap, maka wali kota merasa kecolongan. Hal ini menyusul masih ditemukannya warga yang kondisinya cukup memprihatinkan dan lepas dari pengamatan. Yang tragis lagi, kondisi yang dialami salah satu warga tersebut ternyata bukan baru terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu ini, melainkan sudah 5 bulan. Wali Kota Abdul Gani Soehartono justru mendapatkan informasi tentang warganya yang telantar ini dari masyarakat, bukan dari dinas yang berkompeten dalam menangani hal ini. Kabar adanya warga yang telantar tersebut diperoleh Gani dari acara dialog interaktif wali kota dengan warga pada Rabu (3/5) malam di Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari. Saat acara tanya jawab, seorang warga menceritakan keadaan salah satu tetangga di lingkungannya yang kondisinya cukup memprihatinkan. Mendapat laporan tersebut, Kamis (4/5) kemarin pagi, wali kota pun langsung menuju ke lokasi dan melihat kondisi warganya itu. Warga yang cukup malang tersebut bernama Ny Siah, 77. Selama lima bulan terakhir, dia tinggal di gubuk sempit berukuran 2 meter x 2 meter di pinggiran Kali Sadar. Kondisi tempat tinggal ini pun sudah sangat reot dan kondisinya lebih mirip kandang ayam dibandingkan rumah. Menurut pengakuan beberapa warga, Ny Siah terpaksa tinggal di pinggiran Kali Sadar semenjak lahan yang ditempati sebelumnya dibangun oleh pemilik lahan. Perempuan yang tinggal seorang diri ini pun kemudian dibangunkan rumah kecil dari bambu di lahan yang ada di pinggiran Kali Sadar, oleh beberapa warga yang ada di lingkungannya. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, Ny Siah pun hanya mengharapkan uluran bantuan tetangganya. Oleh rombongan wali kota, Ny Siah sempat akan diantarkan ke Panti Jompo dan rumah sakit. Namun, yang bersangkutan menolak. Begitu juga dengan rencana untuk membuatkan tempat tinggal yang lebih layak di tempat lain, pun kurang mendapat persetujuan warga sekitar, karena dikhawatirkan Ny Siah semakin telantar karena jauh dari orang-orang yang selama ini merawatnya. Akhirnya, wali kota pun memutuskan bahwa Ny Siah akan dibangunkan tempat tinggal yang lebih layak di lokasi yang ditempatinya saat ini berukuran 3 meter x 3 meter. Rencananya, Minggu (7/5) nanti, warga sekitar akan melakukan kerja bhakti pembangunan rumah ini. Seluruh biaya pembangunan ini disumbang dari kantong pribadi wali kota. "Untuk program bedah rumah, tidak mungkin. Sebab, harus ada sertifikat rumah dan lokasinya tidak di pinggir sungai. Ini darurat," jelas wali kota. Tidak cukup di sana, Gani pun memerintahkan Dinkes untuk terus memantau kesehatannya. Serta, kepada Dinsos, Gani meminta agar setiap harinya diberikan dana Rp 5 ribu seumur hidup. Gani mengakui mendapatkan berbagai pengalaman berharga dari acara dialog interaktif dengan warga. Sebab, hal tersebut mampu membuka kondisi yang sesungguhnya di masyarakat. "Mungkin selama ini saya selalu mendapatkan laporan yang baik-baik saja dari bawahan, dengan seperti ini, saya bisa mengetahui kondisi riil di lapangan," pungkasnya. (ddy)
Sumber : Jawa Pos, Radar Mojokerto Jumat, 05 Mei 2006