Jatah Harus Diberikan Utuh
  • Post by kota on 20 April 2006
blog-image

Program Bedah Rumah Dimulai MOJOKERTO - Wali Kota Mojokerto Abdul Gani Soehartono menegaskan, pihaknya telah me-wanti-wanti kepada pelaksana program bedah rumah agar tidak ada pemotongan sedikitpun. Semua jatah yang menjadi hak masyarakat harus diberikan secara utuh. "Karena untuk mengantisipasi adanya penyimpangan, saya sudah me-wanti-wanti kepada pelaksana atau pihak terkait dalam program ini agar tidak macam-macam. Sebab, itu sudah menjadi hak masyarakat, harus diberikan secara utuh sesuai dengan jatah yang ditetapkan," ungkapnya menjawab permintaan Bambang, seorang warga Kemasan, Blooto, Kecamatan Prajuritkulon perihal kemungkinan terjadinya penyimpangan dana dalam kesempatan tanya-jawab, kemarin (18/4) siang. Di tengah pencanangan dimulainya pelaksanaan program bedah rumah tersebut, wali kota memang membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang hadir untuk menanyakan kejelasan seputar program pemkot tersebut. Ternyata, antusias warga sangat terlihat. Selain meminta jatah diberikan utuh, juga muncul berbagai pertanyaan. Di antaranya, soal pembangunan masjid, minta penanganan banjir, dan tak terkecuali meminta perhatian pemkot terhadap dunia usaha di desa tersebut. "Yang harus ditekankan dalam pelaksanaan program ini, selain dilaksanakan dengan benar, juga harus tepat sasaran," ungkap Abdul Gani. Usai berdialog, Gani yang hadir bersama Ketua DPRD Kota Mojokerto Noer Cholis dan sejumlah tim monitoring dewan langsung meninjau lokasi bedah rumah. Secara bergiliran, Gani dan Noer Cholis meletakkan batu pertama pertanda program bedah rumah dimulai. Di tempat yang sama, Kepala Bappeko Mojokerto, Imam Sampurno mengungkapkan, dirinya menjamin dalam pemberian jatah tersebut utuh. "Semua diberikan utuh, tidak ada pemotongan. Jaminannya saya," katanya. Menurutnya, dalam program bedah rumah di tahun 2006 ini sebanyak 266 rumah berada di Prajuritkulon dengan besaran anggaran Rp 1,4 miliar, dan sebanyak 232 rumah di Magersari dengan anggaran Rp 1,2 miliar. Semuanya akan rampung dalam tahun 2006 ini. "Jika memang ada, mungkin ini bisa diteruskan pada tahun 2007," ujarnya. Namun, paling tidak, program bedah rumah ini diterima baik oleh warga. Terutama mereka yang rumahnya tidak layak huni. Salah satunya diungkapkan Indahwati, warga Kemasan. Suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan ini mengaku sangat bahagia. "Ya senang Pak. Uang bantuan itu dirupakan bahan. Sehingga saya hanya tahu selesai," katanya. (abi)
Sumber : Radar Mojokerto , Jawa Pos