Terminal Dan Sekolah Lumpuh
  • Post by kota on 22 March 2006
blog-image

Banjir Melanda Wilayah Kota MOJOKERTO - Banjir yang merendam sebagian wilayah Kota Mojokerto telah melumpuhkan aktivitas fasilitas umum. Diantaranya, terminal Kertajaya dan sejumlah gedung sekolah. Tak luput, perumahan penduduk ikut kebanjiran. Di terminal Kertajaya, ketinggian air mencapai lutut kaki orang dewasa. Bus antar kota yang hendak keluar-masuk sempat terhambat beberapa jam. Sejumlah aparat keamanan sibuk mengatur jalannya lalu lintas. Bahkan, kesedihan akibat banjir menghantam terminal ini sangat dirasakan para pedagang yang banyak terdapat di areal terminal. Ruko atau tempat dagang mereka terpaksa tutup, karena air terus menerobos masuk. Sementara itu, lambatnya penyusutan air mengakibatkan beberapa sekolah memulangkan siswanya lebih awal. Bahkan, sebagian lagi diliburkan total. SMAN I Kota Mojokerto misalnya. Informasi yang dihimpun Radar Mojokerto menyebutkan, sejumlah kelas terkena banjir. Sehingga, sebagian saja yang bisa masuk dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar seperti biasanya. Sebagian lagi ada yang dipulangkan lebih awal karena kelasnya kebanjiran. Paling parah dialami sekolah TK Meri. Air setinggi betis merendam kelas mereka. Akibatnya, seluruh siswanya terpaksa tidak bisa masuk kelas. Selain itu, derasnya aliran Sungai Sadar juga menyebabkan rumah penduduk Meri dan Perumahan Griya Permata Meri terendam. Ketinggian air mencapai lutut kaki orang dewasa. Kontan saja, terus meningginya air yang merendam kawasan tersebut membuat warga kian panik. Tak jarang dari mereka, memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bahkan, terdapat dari mereka terpaksa mengusung keluarganya ke tempat familinya yang berada jauh. Mengetahui, sebagian wilayahnya terendam banjir, Wali Kota Mojokerto, Abdul Gani Suhartono, kemarin turun ke lokasi. Selain melihat langsung kondisi warganya, dirinya juga memberikan bantuan air bersih. Dirinya berkeliling dari daerah yang terkena banjir yang satu ke daerah lain. Termasuk diantaranya Meri. Banjir juga terjadi di wilayah Magersari. Hujan deras yang melanda hingga membuat Sungai Sadar meluap dan airnya meluber ke rumah penduduk. Salah satu perkampungan yang paling parah terendam banjir adalah wilayah Kelurahan Gunung Gedangan. Hingga pada pagi hari kemarin, air yang menggenang rumah warga belum juga surut. Di kawasan RT 4/RW 3 Kedung Ploso Kelurahan Gunung Gedangan, air yang masuk hingga pinggang orang dewasa. Akibatnya beberapa penduduk terpaksa mengamankan perabotan rumah tangganya seperti kursi dan barang-barang elektronik agar tidak sampai kena air. Menurut Kasim, 35, salah satu warga, bahwa air datang sekitar pukul 24.00. "Sebelumnya air masih sampai di jalan, namun tambah malam air mulai masuk rumah hingga mencapai lutut di dalam rumah," ujar Kasim. Karena panik, ibu rumah tangga dan anak-anaknya ini mengaku tidak tidur sama sekali. Banjir di wilayah Magersari tidak hanya terjadi di pemukiman penduduk, di lahan pertanian di wilayah Kedungsari Kecamatan Magersari juga mengalami banjir. Beberapa petani kemarin juga tampak sibuk memanen padinya dua bulan lebih awal dari jadwal semestinya. "Kalau tidak dipanen sekarang padi ini bisa tambah busuk," ujar Sugeng salah satu petani.(Andi/Ziz)
Sumber: www.jawapos.co.id