blog-image

420 SARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH â??RADEN WIJAYAâ? DIWISUDA Kota Mojokerto, Kamis (23/6). Dunia pendidikan tetap menjadi pusat perhatian masyarakat dan pemerintah dengan terus dilakukan pengkajian dan menelaah untuk merumuskan konsep yang tepat bagi peningkatan kualitas pendidikan dan kuantitas jumlah anak sekolah, terutama mensukseskan wajib belajar 9 tahun. Hal ini disampaikan Walikota Mojokerto, Ir.H.Abdul Gani Suhartono,MM pada acara gelar wisuda 420 orang lulusan sarjana S1 dan PGSD/PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah â??Raden Wijayaâ? di Gedung Olahraga dan Seni,Kamis (23/6). Lebih lanjut dikatakan, Perkembangan dunia pendidikan nasional selangkah lebih maju dengan dikeluarkannya Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional, meski ada sebagian pengamat dan kalangan pendidikan ada yang meragukan keampuhan undang-undang tersebut dalam memperbaikii kualitas pendidikan nasional yang sejajar dengan pendidikan luar negeri. Sebab ada beberapa kelemahan pada infrastruktur pendidikan nasional yang sering berubah-ubah, yang akhirnya kurang menguntungkan bagi penerapan materi pendidikan. Dikatakan, keboijakan pendidikan nasional belum memiliki mekanisme yang baku dan stabil dan tahan lama. Sebagai ilustrasi tahun 2004 lalu ujian untuk mengakhiri jenjang sekolah dengan istilah Ujian Akhir Nasional (UAS), dengan menggunakan standar kelulusan 4,01. dan tahun 2005 bertubah istilah menjadi Ujian nasional dengan menggunakan standar kelulusan yang berbeda yaitu menjadi 4,26. Berubaha-ubahnya aturan pendidikan nasional ini telah menunjukkan bahwa betapa kompleks, pelik dinamika mengelola pendidikan tersebut. Disamping itu pendidikan kita sudah memiliki pedoman yang lebih jelas dalam upaya mengejar ketertinggalan pendidikan kita dengan luar negeri. sebagai bukti tertinggalnya pendidikan kita, masil terlalu banyaknya produk ilmu pengetahuan dan thenologi hasil impor dari luar negeri. Buku-buku literature dan referensi yang ada pada perpustakaan yang banyak terjemahan dari produk luar negeri dan hanya sedikit yang merupakan produk asli ilmuwan Indonesia. â??Masih mahalnya nilai jual pendidikan kita , juga merupakan kendala yang memungkinkan mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil pendidikanâ? kata Walikota Mojokerto. â??kalau dulu Indonesia menjadi kiblatnya pendidikan bagi negara-negara tetangga, tetapi setelah krisis moneter dunia pendidikan kita mengalami stagnasi atau jalan ditempatâ? tandas Walikota Mojokerto. Selanjutnya diharapkan kepada para wisudawan nantinya bisa mandiri dan bekerja keras untuk memajukan mutu pendidikan nasional yang ketinggalan itu.(wys).