Mahasiswa-pelajar Unjuk Rasa
blog-image

Pengumuman Pemerintah tanggal 1 Maret 2005 tentang kanaka BBM mulai berbuntut ketidakpuasan. Setidaknya puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Islam Mojopahit (Unim) dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Rabu (3/3) melakukan unjuk ketidakpuasan menolak keputusan pemerintah yang menaikkan BBM (Bahan Bakar Minyak) 29 %. Para pengunjuk rasa berorasi di depan gedung Pemerintah Kota Mojokerto sambil membagi-bagikan selebaran yang berisi seruan untuk menolak kenaikan BBM. Salah satu seruan itu berisi sekitar kebijakan pemerintah yang pada tahun 2004 telah mengeluarkan dana untuk subsidi BBM sebesar 72 trilyun. Pada tahun 2005 pemerintahan yang baru (SBY, red) telah mengasumsikan apabila BBM tidak dinaikkan maka pemerintah akan mengelluarkan biaya sekitar 67 trilyun. Disisi lain cadangan minyak Indonesia masih cukup banyak. Pemerintah hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp 475/ liter, padahal harga BBM di SPBU Rp 1.817. Berarti masih ada keuntungan sekitar RP 1.342 perliter. Demikian juga dalam impor minyak, pemerintah masih untung sekitar 25 % dari penjualan BBM, namun pemerintah tetap bersikukuh menaikkan BBM sekitar 32 %. PMII menilai pemerintahan SBY tidak berpihak kepada rakyat kecil. Mereka menyerukan kepada rakyat agar merapatkan barisan untuk bersama-sama menolak kenaikan BBM. Sambil beorasi para pengunjuk rasa melanjutkan berjalan sambil menuntun sepeda motor menuju DPRD Kabupaten Mojokerto. (dd)