ARTIKEL


Strategi Pengendalian Hama Tikus
Minggu, 10 Januari 2010

Di Indonesia tercatat tidak kurang dari 150 jenis tikus, kira-kira 50 jenis masuk dalam genus Bandicota, Rattes dan Mus. Klasifikasi tikus sawah yaitu : Ordo : Rodentia, Famili : Myomorpha, Genus : Rattus, Spesies : Rattes Argentiventer

Warna punggung coklat muda bercak hitam, perut dan dada putih keabu-abuan, Tikus betina mempunyai 12 puting susu (6 pasang) yang terletak dibagian dada (3 pasang) dan dibagian perut (3 pasang)

Kunci Sukses Pengendalian Tikus yaitu :

  1. Secara dini, massal
  2. Serentak dan terus menerus

Perencanaan Pengendalian yaitu : 1) Koordinasi perencanaan 2) Penyiapan Sarana 3) Penyusunan strategi pengendalian fase 4) Penyusunan strategi pengendalian fase pratanam

Pengendalian Pratanam :

  1. Gropyokan atau berburu pada saat belum mengolah tanah, masa pengolahan tanah dan lahan sudah berair.
  2. Penataan pesemaian (pengkonsentrasian pesemaian) apabila memungkinkan dan disertai pemagaran pesemaian serta pemasangan bubu perangkap tikus. Hasil tangkapan bubu diambil setiap hari pada pagi hari dan dimasukkan dalam karung kemudian dibenamkan dalam air.
  3. Pengolahan tanah segera dilakukan pada wal pesemaian agar tikus tidak tersebar dan lebih tertarik dengan lokasi pesemaian.
  4. Penggunaan umpan beracun (rodentisida) disekeliling pesemaian alternatif :
  • Pesemaian dipagari plastik, setinggi 40-50 cm, terletak 50-100 cm dari pematang.
  • Umpan beracun (Rodentisida) dipasang diluar pagar disekitar pesemaian sebagai pengganti bubu tikus.
  • Banyaknya umpan beracun 10 titik (20 gram tiap titik umpan), diamati 2 hari setelah pemasangan.
  • Apabila umpan yang dimakan setiap titik mencapai 50% atau lebih maka jumlah umpn perlu ditambah sejumlah semula . Pengamatan dilakukan setiap 2 hari.

5. Sanitasi lingkungan/kebersihan lingkungan dilokasi sarang tikus.

6. Pengemposan dengan asap beracun belerang/bahan siap jadi atau karbit (1 kg untuk 60 lubang tikus)

7. Pemanfaatan musuh alami

Pengendalian Fase Pertama :

  1. Pemasangan bumbung bambu setelah tanam berumur 21 hari setelah tanam.
  2. Pemanfaatan musuh alami (misal : burung hantu)
  3. Pengasapan dengan asap beracun pada fase generatif