ARTIKEL


Lama Gunakan Tampon Sebabkan Kematian
Selasa, 28 Oktober 2008

SETIAP bulan, seorang wanita yang sudah melewati masa puber pasti akan mengalami haid. Pemilihan pembalut yang tepat merupakan salah satu cara untuk menyerap darah haid yang keluar. Namun, masih ada beberapa wanita yang lebih nyaman menggunakan tampon yang juga berfungsi sebagai pembalut. Namun, tahukah Anda bahwa menggunakan tampon dalam jangka waktu yang lama bisa memicu toxic shock syndrome, bahkan kematian?

Menurut dr Agus SpOG dari RS Fatmawati, Jakarta Selatan, toxic shock syndrome (TSS) adalah infeksi dari bakteri yang tumbuh di dalam tampon dan masuk ke dalam tubuh melalui vagina. Bakteri tersebut kemudian masuk ke aliran darah sehingga menimbulkan gejala-gejala, seperti mual, muntah, pusing, gatal, dan merasa lemah. Jika tidak segera diobati, penderita bisa meninggal dunia.

Kasus TSS dapat terjadi pada wanita yang menggunakan tampon pada saat menstruasi. Dari sejumlah kasus yang ada, TSS lebih banyak dialami oleh wanita yang berusia di bawah 30 tahun. Untuk saat ini, tampon memang sangat jarang atau bahkan tidak lagi dipergunakan. Namun pada era 90-an, banyak wanita yang menggunakan tampon vagina pada saat haid karena tampon dipercaya memiliki daya serap yang sangat tinggi. "Dulu memang banyak sekali. Tapi kalau sekarang saya tidak menemukan," ungkap dr Agus.

Berfungsi Seperti Pembalut

Fungsi tampon sebetulnya sama dengan pembalut, yakni menyerap darah haid. Tampon terbuat dari bahan lembut, berbentuk silinder dan tersedia dalam berbagai ukuran. Cara pemakaiannya adalah dengan memasukkan tampon ke liang vagina dengan bantuan jari tangan. Tampon biasa digunakan dalam situasi tertentu, misalnya saat harus mengenakan gaun ketat.

Banyak wanita yang khawatir untuk menggunakan tampon lantaran tampon dapat lenyap dalam tubuh atau dapat menghilangkan keperawanan karena dapat merusak selaput darah. Perlu diingat pula bahwa tampon yang dimasukkan ke dalam vagina dan digunakan sebelum melakukan hubungan seks akan menembus dan melukai selaput darah, terutama jika selaput darahnya rentan atau mudah robek. "Sebetulnya tampon tidak akan lolos dan masuk ke dalam rahim karena mulut rahim terlalu kecil untuk dapat meloloskan tampon. Selain itu, pada ujung tampon juga terdapat tali yang memudahkan kita untuk menariknya keluar," kata dr Agus.

Harus Sering Diganti

Resiko TSS dapat dicegah dengan menggunakan tampon intermiten siklus menstruasi, yaitu tidak menggunakan tampon sepanjang hari dan sepanjang malam, serta dapat menggunakan tampon yang daya serapnya kurang. "Karena saat ini sudah tidak ada yang menggunakan tampon karena banyaknya pembalut. Tapi seandainya ada orang yang memakai tampon pada saat menstruasi kemudian mengalami demam tinggi, muntah atau diare maka sebaiknya harus cepat menghentikan penggunaan tampon dan segera konsultasi ke dokter," ujar dr Agus.

Bagi wanita yang sedang mengalami menstruasi, terlebih ketika menstruasi sedikit dan ingin menggunakan tampon, maka sebaiknya pada siang hari, sementara malam hari sebaiknya menggunakan pembalut. Untuk menghindari infeksi, pastikan jari tangan dalam keadaan steril saat memasukkan tampon ke liang vagina. Otot vagina juga harus dalam kondisi rileks, sehingga tampon dapat masuk dengan mudah. Pilihlah tampon yang memiliki daya serap yang tinggi. Jangan lupa, ganti tampon setiap 3-4 jam sekali.

Pemakaian tampon selama sehari penuh dapat berbahaya dan membuat seorang wanita terkena TSS. Tampon yang dibiarkan berada lama dalam rahim akan menimbulkan virus yang dapat berakibat pada kematian. "Kalau memang ternyata ada faktor pendukung lainnya, tampon bisa menyebabkan suatu syndrome itu tadi dan membuat bakteri dengan mudah untuk masuk ke dalam tubuh." terangnya.

Pengobatan

Adanya risiko seperti disebutkan di atas membuat tampon menjadi tidak direkomendasikan bagi remaja puteri bahkan bagi wanita dewasa sekalipun. Akan tetapi, jika Anda berhati-hati dan benar-benar mengikuti petunjuk pemakaian, sebetulnya tampon tidaklah terlalu berbahaya untuk digunakan. Kombinasi antara pembalut dan tampon ini juga dapat dipilih. Misalkan saja Anda dapat menggunakan tampon pada siang hari dan pembalut pada malam hari.

Sangat berbahaya jika Anda menggunakan tampon dalam waktu yang cukup lama. Selain dapat menimbulkan virus, penggunaan tampon dalam waktu yang lama bisa membawa kematian. Oleh karena itu, jika tampon yang dipakai terlanjur masuk ke dalam, tak ada cara lain selain dengan melakukan operasi. "Bahaya memang. Untuk memulihkan kembali juga nggak cukup satu sampai dua hari. Bahkan ada yang sampai dua minggu. Ya, minimal satu bulan," terangnya.
(Genie/Genie/tty) - okezone.com