ARTIKEL


Pria Gemuk Susah Jadi Bapak
Selasa, 28 Oktober 2008

KELEBIHAN berat badan (overweight) maupun obesitas hampir tak memiliki sisi positif apa pun. Di samping memicu beragam penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung, obesitas rupanya juga berpengaruh terhadap aspek kesehatan reproduksi seseorang.

Sebuah studi yang dilakukan di Amerika belum lama ini melaporkan bahwa obesitas dapat menjadi penghalang seorang pria untuk segera memiliki momongan. Bahkan, pada pria yang tampak sehat sekalipun, jika ia dikategorikan obesitas tetap dapat menyuramkan harapannya untuk menjadi seorang ayah. Studi yang melibatkan partisipan sebanyak 87 pria sehat berusia 19-48 tahun tersebut menyimpulkan bahwa partisipan yang menderita obesitas cenderung lebih sulit punya anak. Di samping itu, secara hormonal mereka menunjukkan perbedaan yang mengarah pada menurunnya kemampuan reproduksi.

Dibandingkan partisipan lain yang lebih kurus, hasil tes darah mendapati bahwa pria obesitas memiliki kadar hormon testosteron lebih rendah. Hal yang sama juga terjadi pada kadar luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Padahal, dua hormon tersebut amat penting dalam menunjang fungsi reproduksi.

Menurut peneliti, rendahnya kadar LH dan FSH bisa jadi merupakan bagian dari hypogonadotropic hypogonadism, yakni suatu kondisi testis tidak berfungsi secara tepat. Hal ini terkait gangguan transfer informasi (penyampaian sinyal- sinyal) pada kelenjar hipotalamus atau pituatiri yang merupakan bagian dari otak dan berperan penting dalam sekresi hormon.

Dalam laporan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Fertility and Sterility tersebut, Dr Eric M Pauli dan koleganya dari Sekolah Kedokteran Universitas Pennsylvania di Hershey, mengungkapkan bahwa obesitas juga menjadi salah satu "faktor ketidaksuburan" pada pria sehat sekalipun.

Terbukti, dari 87 partisipan pria,hanya sekitar 68 persen yang punya anak. Pauli dan timnya juga mendapati bahwa rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih rendah (ideal) pada partisipan pria yang punya anak dibandingkan mereka yang tidak punya anak. Adapun kisaran IMT dari partisipan pria yang belum menjadi ayah tersebut adalah 32, yang berarti dikategorikan obesitas. Sementara yang lainnya hanya sekitar 28.

Manakala peneliti mengecek kadar sejumlah hormon reproduksi partisipan, mereka menarik kesimpulan bahwa makin gemuk (makin obesitas) seorang pria, makin rendah pula kadar LH dan FSH-nya. Di sisi lain, kadar hormon estrogen (yang sebenarnya lebih penting bagi wanita) justru meningkat pada orang yang lebih gemuk.

Pauli dan timnya menjelaskan, kelebihan lemak tubuh kemungkinan dapat meningkatkan peluang peralihan dari testosteron ke estrogen dalam darah seorang pria. Hal ini pula yang disinyalir terjadi pada FSH dan LH, yang mana otak semacam mendapat sinyal untuk "melarang" produksi kedua hormon tersebut.
(sindo//tty) - okezone.com