ARTIKEL


Piano Berinternet
Senin, 21 April 2008

Jakarta:
Dari sebuah monitor, Edhisher Savitski dapat melihat dirinya bermain piano di rumahnya di South Bend, Indiana, Amerika Serikat. Tapi dia juga bisa memainkan piano yang ada di Midtown Manhattan, negara bagian lain yang terpisah jauh dalam jarak. Ini dimungkinkan dengan teknologi yang sedang dikembangkan Yamaha Corp., bernama Remote Lesson.

Layanan ini mensyaratkan adanya piano yang bisa terkoneksi ke Internet. Yamaha menyediakannya dalam model Disklavier Mark IV, yang harganya US$ 18-160 ribu per unit. Piano ini memiliki media penyimpanan sebesar 80 gigabita dan terkoneksi dengan Internet kecepatan tinggi via Wi-Fi melalui fiturnya, Internet Direct Connection.

Piano Disklavier adalah hibrida dari piano akustik dan digital yang pertama diperkenalkan Yamaha pada 1986. Inti dari Disklavier adalah sebuah sistem piano yang menggunakan solenoid-solenoid<> mekanis-listrik dan sebuah rangkaian sensor optik terhubung ke light-emitting diode, yang memungkinkannya memainkan nada-nada dan pedal yang bekerja independen, tanpa perlu pemain.

Savitski bisa mengunduh musik dari DisklavierMusicStore dengan biaya bulanan US$ 20. Ia juga bisa berkolaborasi dengan piano Disklavier lain di penjuru dunia via Internet.

"Segala sesuatu dalam kehidupan setiap orang kini sudah terkoneksi ke Internet, tidak saja sekadar melihat atau bercakap satu dengan lainnya. Tapi ide hebat lainnya adalah mengkoneksikan satu instrumen dengan yang lainnya seberapa pun jarak memisahkannya," ujar James Steeber dari Yamaha.

Untuk saat ini, menurut Steeber, pelajaran adalah layanan utama. "Kami mengajak universitas-universitas untuk menerapkan teknologi ini sehingga mereka tak perlu menerbangkan orang keliling dunia secara terus-menerus."

Permainan piano Savitski jarak jauh itu menggunakan koneksi Internet kecepatan tinggi yang standar untuk tingkat konsumen. Yamaha memiliki teknologi khusus untuk mengantisipasi cegukan sesekali pada lalu lintas Internet, sehingga perbedaan antara ketukan jari Savitski dan nada yang dikeluarkan piano di Manhattan hanya terpaut satu detik.

"Kami mem-buffer apa yang keluar dari pianonya di atas Internet, lalu mengoreksi kesalahan dan memainkannya," ujar Steeber. Meskipun teknologi ini khusus dirancang untuk pelajaran virtual satu lawan satu, pengembang mengklaim bahwa dengan mudah mereka bisa memodifikasi untuk dipakai dalam banyak pertunjukan. Misalnya, seorang pianis memainkan satu piano sebenarnya di New York, tapi ia juga memainkan piano-piano di hall konser di banyak tempat di dunia.

Sumber : TEMPO Interaktif