ARTIKEL


Hujan Berlebihan Turunkan Produksi Susu
Rabu, 09 April 2008

Jakarta: Berita ini datang dari Malang, Jawa Timur. Tingginya intensitas hujan ternyata malah menurunkan kualitas dan produksi susu sapi. Gara-garanya, rerumputan yang menjadi pakan ternak jadi gendut karena air. Alih-alih menyuburkan, pertumbuhan rumput malah kian lama.

"Setiap kali musim hujan tiba, produksi susu rata-rata turun 10 persen," kata Sulistyanto, Manajer Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur, sepekan lalu.

Saat ini, ada 135 ribu ekor sapi milik 36.500 peternak di Jawa Timur. Kalau produksi rata-rata per hari mencapai 700 ton, kekurangan yang terjadi setiap hari pada musim hujan terhitung 70 ton. "Bahkan lebih," dia menambahkan.

Untuk mengatasinya, Sulistyanto meminta pemerintah membantu menyediakan bibit rumput gajah minimal 120 ton lalu disebar ke seluruh Jawa Timur. Pengadaan bibit disertai dengan penyediaan lahan siap pakai karena tingkat kesuburan lahan yang ada sudah jenuh. "Usul kami, pemerintah bisa memanfaatkan lahan Perhutani di lereng-lereng bukit dan gunung di Jawa Timur yang banyak telantar," katanya.

Sulistyanto menjelaskan, tiap ekor sapi menyantap habis sampai 30 kilogram hijauan tiap hari. Kekurangan rumput biasanya ditutupi dengan konsentrat pakan (bungkil kedelai, kelapa, dan lain-lain) yang sekaligus untuk menjaga kepadatan susu. Tiap hari butuh minimal 350 ton konsentrat itu untuk seluruh Jawa Timur.

"Tinggal dikalikan saja jika harga konsentrat pakan Rp 1.700 per kilogram dikalikan 135 ribu ekor sapi perah," katanya. Kalau masalah hijauan, khususnya rumput gajah, tidak tertangani dan pemerintah tidak mau membantu, ya, beban yang harus ditanggung peternak makin besar dan kompleks.

Handrie, dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengaku terkejut atas kabar dari Malang tersebut. Menurut dia, semakin rendah suhu, semakin senang sapi-sapi itu. Tapi, kalaupun produksi malah turun, Handrie menduga, itu lebih disebabkan oleh dampak hujan yang turun terus-menerus. "Rerumputan yang tinggi kadar airnya sangat mungkin menyebabkan sapi diare," katanya.

Sumber : TEMPO Interaktif