ARTIKEL


DIABETES MASIH MENJADI ANCAMAN
Kamis, 03 Januari 2008
    DIABETES melitus masih menjadi ancaman. Selain harus menjalani pengobatan seumur hidup, pasien diabetes juga dihantui berbagai komplikasi. Bahkan, bisa berujung pada kematian.
     Gaya hidup tidak sehat kini menjadi isu penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai masalah kesehatan, mulai dari yang ringan hingga berat dipicu oleh perilaku itu. Salah satunya, penyakit diabetes atau kencing manis.
    Diabetes dianggap sebagai penyakit seumur hidup. Artinya, bila seseorang telah dinyatakan positif, maka otomatis pengobatan harus dijalani sepanjang sisa hidupnya. Belum lagi bahaya ikutan lain yang bisa timbul akibat tingginya kadar gula darah di dalam tubuh, mulai stroke hingga serangan jantung.
    Studi terbaru menyebutkan, penderita diabetes memiliki kemungkinan lebih besar meninggalkan dunia pascaserangan jantung dibandingkan orang tanpa diabetes.
"Pasien dengan diabetes memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi mengalami kematian setelah serangan jantung dibandingkan pasien yang tanpa diabetes," ujar peneliti dari Karolinska Institute, Stockholm, Swedia, dr Anna Norhammar dan koleganya dalam laporannya pada Journal Heart.
    Meski demikian, data menunjukkan penurunan kematian dalam satu tahun terakhir antara 1995-2002, dari 16,6 persen menjadi 12,1 persen kematian pada pasien nondiabetes. Adapun pada diabetes terjadi penurunan dari 29,7 persen menjadi 19,7 persen.
    Bahaya diabetes tidak berhenti sampai di situ. Gangguan ini bahkan bisa menimbulkan berbagai jenis komplikasi, salah satunya menyebabkan penyakit ginjal yang mematikan.    
Pada stadium lanjut, penyakit ginjal akan menyebabkan komplikasi pada pasien dengan diabetes tipe 1. Dengan begitu merupakan suatu kemajuan untuk mencegah penyakit ginjal pada pasien-pasien muda," ujar dr Emmanuel Villar, dari ANZDATA Registry di Woodville, Australia, seperti dikutip Reuters.
    Namun, berbagai dampak negatif dari diabetes itu masih belum mampu untuk mengubah gaya hidup masyarakat sebagai salah satu penyebab timbulnya penyakit. Akibanya, hingga kini prevalensi salah satu penyakit metabolik atau pembuluh darah itu cukup tinggi.
    Dalam suatu analis terhadap data Badan Kesehatan Dunia, WHO, diperkirakan pada 2030 Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara dengan penderita diabetes melitus (DM) terbanyak. Jika pada tahun 2000 diperkirakan ada sekitar 8,4 juta penderita, maka pada 2030 akan meningkat menjadi 21,3 juta orang.
    Sementara itu, survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 2001 menemukan, prevalensi DM di kalangan penduduk di Jawa dan Bali berusia 24-64 tahun mencapai 7,5 persen. Adapun Litbang Departemen Kesehatan menemukan bahwa prevalensi DM tipe 2 di daerah Depok, Jawa Barat, sebesar 12,8 persen, dan mulai turun menjadi 11,2 persen pada 2003 setelah dilakukan intervensi terhadap perilaku.
    Dr Samuel Oetoro, MS SpGK, spesialis gizi dari Klinik Nutrifit, mengatakan, kunci utama dari tingginya kadar gula di dalam darah adalah insulin. Pankreas yang harusnya memproduksi insulin karena faktor turunan atau genetik dan gaya hidup tidak sehat menjadi rusak. Akibatnya, pankreas tidak bisa berfungsi dengan baik sehingga gula di pembuluh darah yang harus diserap oleh sel dengan bantuan insulin tetap berada di darah.
"Karena tidak bisa masuk ke sel, gula berkeliaran di pembuluh darah dan keluar dari ginjal atau urine. Maka itu disebut penyakit kencing manis," ujar Samuel.
    Kerusakan pankreas hingga tidak bisa memproduksi insulin dipicu oleh gaya hidup tidak sehat yang dijalani bertahuntahun. Suka makan yang manismanis, seperti teh manis maupun soft drink yang terus-menerus merupakan faktor pencetus yang berisiko jangka panjang. Dengan demikian, perubahan metabolisme yang terjadi akan menyebabkan radikal bebas yang akan merusak sel-sel di dalam tubuh secara perlahan.
"Namun, radikal bebas yang merupakan suatu zat yang berdiri sendiri, tidak akan bebas bergerak bila sistem kekebalan tubuh atau sistem imun bekerja dengan baik. Hanya, saat kekebalan tubuh tengah turun, radikal bebas akan mulai bekerja," ungkap Samuel. (sindo//tty) ( SUMBER : oKEZONE.COM )