ARTIKEL


Rumah Nyaman Dapat Atasi Stres
Sabtu, 08 Desember 2007
 
 

Ternyata rumah yang ditata apik dan memiliki sirkulasi udara yang baik mampu menjadi katalis bagi gaya hidup perkotaan yang memicu stres.

Kemacetan adalah masalah sehari-hari yang harus dihadapi oleh mereka yang tinggal di perkotaan khususnya Jakarta. Semakin banyaknya kendaraan bermotor disinyalir menjadi penyebab utama kemacetan selain makin sedikitnya ruas jalan plus fenomena banjir.

Dampak negatif kemacetan ini adalah semakin lamanya waktu tempuh, borosnya konsumsi bahan bakar, meningkatnya polusi udara serta yang paling parah adalah makin tingginya tingkat penderita stres.

Stres menurut pakar adalah suatu keadaan atau situasi yang dianggap sebagai ancaman, tantangan atau tekanan yang menimbulkan perasaan emosi yang tidak menyenangkan (Lazarus, 2003) atau stres dapat terjadi jika ada tuntutan pada diri seseorang yang dirasa menekan atau melebihi sumbernya (Greenberg, 1999). Salah satu cara untuk meredakan stress yang biasanya berhasil adalah dengan beristirahat, baik liburan ke tempat-tempat yang menyenangkan atau cukup beristirahat di rumah.

Rumah yang Baik
Rumah dalam definisi secara umum adalah tempat untuk berteduh dari panas dan hujan. Akan tetapi rumah yang baik memiliki beberapa kriteria tersendiri.

Diantaranya rumah haruslah enak dilihat, baik dari sisi desain rumah ataupun lingkungan sekitar, seperti taman yang bersih dan asri. Kemudian rumah juga harus nyaman ditinggali. Tingkat kenyamanan ini dapat dilihat dari penataan ruang, tata cahaya dan sirkulasi udara. Dari elemen-elemen tersebut, sirkulasi udara menjadi prioritas utama karena secara langsung menunjukkan sehat tidaknya sebuah rumah.

Rumah dengan sirkulasi udara yang baik akan membuat waktu istirahat penghuninya menjadi lebih berkualitas. Salah satu cara agar udara leluasa keluar masuk ke dalam rumah adalah dengan membuat ventilasi yang memadai.

Perbanyak Ventilasi
Pengaturan arus keluar masuknya udara sangat diperlukan karena jika diabaikan akan menyebabkan pengendapan udara dalam satu ruangan sehingga rumah menjadi sumpek.

Pengaturan sirkulasi udara bisa dilakukan dengan memperbanyak ventilasi udara. Seperti membuat lubang pada atap dan di bawahnya dibuat taman kering atau kolam ikan yang berfungsi sebagai lubang cahaya matahari pagi sekaligus lubang udara. Apabila hujan,  hawa air  akan menambah rasa sejuk dalam rumah. Supaya air hujan tidak masuk ke dalam rumah, kita bisa mengakalinya dengan membuat saluran air atau talang air.

Khusus untuk ruangan-ruangan pribadi seperti kamar, ventilasi udara, seperti jendela sebaiknya dibuat agak besar. Atau kita juga bisa memasang AC (Air Conditioner) agar kesejukkan dan kesegaran ruangan tetap terjaga. Tentunya AC yang dipasang juga harus memenuhi standar kesehatan.

Untuk itu, sebelum membeli AC, pertimbangkanlah beberapa hal berikut:

  • ukuran
    Ukuran AC dihitung berdasarkan BTU/hour (British Thermal Units per Hour). Selama ini kita sering kali salah kaprah, menganggap PK (Paard kracht) adalah ukuran AC. Padahal PK merupakan ukuran dari daya kompresor AC. Untuk menentukan kapasitas dan jumlah unit AC, kita harus mengetahui jumlah BTU yang dibutuhkan ruangan. Nilai BTU sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya luas ruangan, jumlah ventilasi, luas dinding dan lainnya. Dalam hal ini, kita akan membutuhkan tenaga ahli. Nah, jika kapasitas AC sesuai dengan kondisi ruangan, tentu kita akan mendapatkan kesejukan yang pas, tidak terlalu dingin atau terlalu panas.

  • ramah lingkungan
    Penggunaan perangkat rumah tangga, seperti AC, selalu dikaitkan dengan isu penipisan lapisan ozon. Maka pastikan kita memilih produk AC yang menggunakan materi ramah lingkungan.

  • fitur
    Pertimbangkan untuk memilih AC yang memiliki fitur yang dapat menyaring partikel debu, jamur, dan bakteri, serta dapat menghilangkan bau tak sedap. Fitur ini akan membuat udara ruangan senantiasa bersih dan segar.

Sumber : kompas.com