ARTIKEL


Makin Singset Berkat Chipset
Kamis, 06 Desember 2007

Jakarta:
Bukan hanya perempuan yang kepingin langsing. Telepon-telepon seluler zaman sekarang pun berlomba-lomba menjadi yang paling singset. Tentu bukan dengan sedot lemak, sabuk pelangsing, atau terapi akupunktur. Ponsel-ponsel itu bisa semakin tipis karena andil teknologi komponen-komponen pendukungnya.

"Ukuran komponen yang semakin kecil memungkinkan telepon seluler menjadi lebih tipis," ujar Djunadi Satrio, Senior Manager Product Group Marketing Sony Ericsson Indonesia. Ia mencontohkan, layar LCD yang digunakan ponsel cerdas Sony Ericsson P990i kini tergantikan oleh layar LCD pada ponsel Walkman W910i yang tebalnya hanya separuhnya.

Tentu saja, mengecilnya layar wajib diikuti oleh menciutnya ukuran kamera, baterai, papan induk (motherboard), dan komponen lainnya. Yang tak kalah penting, chipset atau otak ponsel juga harus turut mengecil. Nah, untuk urusan ini, Qualcomm adalah salah satu pengembang otak ponsel terkemuka.

Perusahaan pemilik lisensi teknologi CDMA itu memang bukan pemain baru di bidang ini. Sebut saja beberapa telepon seluler dan PDA terkenal, seperti Samsung "Dual On" SCH-W579, LG "3G for All" KU250, 02 XDA Atom Life, Dopod 838Pro, dan HTC TyTN II, semuanya menggunakan chipset Qualcomm.

Produk terbaru Qualcomm yang diluncurkan tahun ini adalah chipset tunggal untuk ponsel CDMA 2.000 1x. Chipset yang mampu melipat ukurannya hingga 50 persen dari ukuran sebelumnya itu, antara lain, QSC 6010 dan QSC 6020.

Sejatinya, sebuah handset memerlukan empat chipset yang masing-masing berfungsi sebagai modem baseband, penerima frekuensi radio, pengelola tenaga, dan sistem memori. Namun, sebuah chipset yang baru ini mampu mengintegrasikan empat blok tersebut ke dalam sekeping chipset saja.

Beberapa telepon seluler yang telah menggunakan chipset tunggal ini, antara lain, MotoFone F3C (tebalnya 9 milimeter), Samsung SCH-S259 (9,9 mm), Nexian NX-970 (10,4 mm), ZTE C300 (13 mm), Huawei C2601 (15 mm), Nokia 1325 (15,2 mm), Nokia 2505 (16,6 mm), dan LG ID-3000 (19,3 mm).

"Karena hanya memakai satu chipset, usia baterai ponsel bisa bertahan lebih lama," ujar Harry K. Nugraha, Senior Director and Country Manager Qualcomm Indonesia. Demikian pula lama waktu bicara yang juga akan ikut terkatrol.

Menurut Harry, QSC 6010 digunakan pada sebuah telepon seluler dasar (basic phone) yang fungsinya hanya untuk berbicara dan berkirim pesan pendek. Sementara itu, telepon seluler ber-chipset QSC 6020, selain memiliki fungsi dasar tersebut, dapat melakukan komunikasi data dengan kecepatan transfer hingga 153 kilobit per detik (Kbps).

Selain itu, chipset QSC 6020 menyediakan dukungan audio digital (MP3), dekoder foto JPEG, dukungan Universal Serial Bus (USB), screensaver, dan nada dering pilihan dengan kemampuan 64 nada dering polifonik.

Intinya, chipset tunggal bukan berarti meminimalkan fitur. Tak hanya membuat ponsel menjadi ramping dan seksi, chipset jenis ini juga mampu merangkum berbagai fungsi dalam satu keping chip saja.

Nantinya, tidak hanya telepon seluler CDMA saja yang bakal menggunakan chipset tunggal. Ponsel GSM pun tak mau ketinggalan menerapkannya. Bahkan nantinya, kata Harry, fungsi GPS bakal menjadi fitur standar di handset ber-chipset tunggal.

Sumber : TEMPO Interaktif