ARTIKEL


Masalah Kulit Mengintai Ibu Hamil
Rabu, 29 Agustus 2007
JAKARTA – Kebahagiaan saat menjalani proses kehamilan kadang juga

disertai kekhawatiran terhadap berbagai perubahan fisik.

Seiring pertumbuhan bayi dalam kandungan, elastisitas kulit pun

mengalami perubahan. Warna hitam di beberapa bagian tubuh seperti

leher, ketiak menghilang, timbul guratan pada bagian perut atau stretch

mark hingga masalah selulit.

Dokter spesialis kulit dan kelamin RSIA Bunda dr Nooryda Hardjono, SpKK

mengatakan, stretch mark adalah tanda perut berupa guratan-guratan

putih yang muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku

seperti anak sungai.

“Umumnya muncul pada dinding perut, tapi bisa juga muncul pada lengan

atas, pinggul, paha, bokong, dan payudara,” paparnya dalam acara

diskusi media “Vaseline Amazing Motherhood, Amazing Skin” di Jakarta,

belum lama ini.

Ada dua fase kemunculan stretch mark. Fase pertama saat usia kehamilan

empat atau lima bulan. Pada fase ini masih berwarna kemerah-merahan dan

masih dapat disembuhkan. Sementara fase kedua saat usia kehamilan lebih

tua ketika stretch mark sudah berwarna keputih-putihan dan tidak dapat

disembuhkan.

Stretch mark dapat terjadi bukan hanya karena faktor kehamilan, bisa

juga akibat perubahan berat badan secara mendadak atau cepat. Selain

itu karena pengaruh obat, misalnya steroid.Faktor yang memengaruhi

timbulnya stretch mark, antara lain keturunan, jenis kulit, dan berat

badan.

“Jika karena kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar-lebar,

kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna keputihan atau

kecokelatan. Umumnya terjadi melintang atau horizontal di sepanjang

dinding perut atau di atas pinggul,” ungkap Nooryda.

Adapun masalah lain saat kehamilan adalah selulit. Selulit adalah

penumpukan sel-sel lemak pada jaringan kulit yang berlebihan sehingga

permukaan kulit tampak tidak rata seperti kulit jeruk. Selulit pada

wanita hamil terjadi karena peningkatan kadar hormon estrogen dan

progesterone secara drastis sehingga menghasilkan lebih banyak lemak

yang disimpan untuk melindungi janin.

Selulit biasanya terjadi pada bagian paha, bokong, perut, pinggul,

betis, dan lengan. Selulit dipengaruhi oleh faktor keturunan. Nooryda

mengungkapkan, belum ada terapi yang diklaim dapat mengatasi selulit

100%. Namun, selulit dapat dicegah atau diminimalisasi dengan

berolahraga ringan secara teratur, terutama untuk membakar lemak di

bagian-bagian tubuh tertentu.

“Makan makanan dengan gizi lengkap dan seimbang, terutama mengurangi

makanan berlemak. Penggunaan lotion secara teratur sejak dini, terutama

pada masa kehamilan awal, dan penggunaan lotion sebaiknya dibarengi

dengan efek pijatan untuk membantu memperlancar peredaran darah dan

menghancurkan lemak,” ungkapnya.

Sementara itu, dr Tina Wisesha SpKK dari Klinik Sakti Medika

mengatakan, selulit dan stretch mark adalah dua hal yang berbeda.

Selulit adalah penumpukan lemak lokal pada daerah tertentu, seperti

kulit jeruk, tidak rata dan bergelombang.Pada wanita hamil selulit

timbul di perut, paha, dan bokong.

“Selulit pun ada dua jenis, ringan dan berat.Pada kondisi ringan,

selulit tidak terlihat. Baru jika bagian tertentu itu dicubit akan

terlihat. Sementara pada jenis yang berat meski tidak dicubit,

kehadiran selulit sudah terlihat,” paparnya.

Sementara stretch mark adalah keregangan atau pengembangan kulit yang

berlebih secara terus-menerus sampai pada level maksimum sehingga

menyebabkan permukaan kulit pecah atau timbul stretch mark dan

membentuk seperti garis-garis. Biasanya, berada pada paha,

dada,perut,dan lengan atas.

Menurut dia, baik itu stretch mark maupun selulit terjadi karena faktor

genetik dan hormon. Perbedaannya adalah selulit tidak berwarna,tapi

bergelombang, stretch mark awalnya berwarna lambat laun akan sama

dengan kulit dan merusak tekstur kulit.

”Untuk ibu hamil stretch mark terjadi pada trimester kedua atau usia

kandungan sekitar empat bulan,” tandasnya.

Menurut dia, rasa gatal sering dialami perempuan hamil, terutama di

sekitar daerah perut, pusar, dan payudara. Rasa gatal ini dapat terjadi

pada trimester pertama, kedua, maupun selama kehamilan. Rasa gatal ini

dapat timbul karena beberapa sebab, yaitu peregangan kulit yang

menyesuaikan dengan bentuk tubuh sehingga kulit menjadi lebih sering

kering. Iritasi yang muncul pada lipatan- lipatan tubuh yang terjadi

karena pergesekan kulit akibat kenaikan berat badan ibu.

”Perubahan kadar hormon estrogen dan progestin dapat menyebabkan

penumpukan bilirubin dan asam empedu ringan dalam tubuh ibu,” katanya.  

(lenny handayani/sindo/via)  --- okezone.com