ARTIKEL


Cahaya Bisa Merusak Janin
Senin, 27 Agustus 2007

Cahaya Bisa Merusak Janin


HONOLULU:

Temuan yang dilaporkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America terbaru itu adalah hasil riset sekelompok ilmuwan dari Hawaii dan Jepang.

Sinar matahari dan cahaya lampu cool-white fluorescent adalah penyebab sebagian besar kerusakan janin tikus dalam penelitian itu. Menurut Ryuzo Yanagimachi, pakar biologi reproduksi, kerusakan tetap terjadi meski paparan sinar tersebut cuma beberapa menit.

Cahaya fluorescents yang menghasilkan sinar putih kebiruan, seperti lampu neon, biasanya digunakan dalam lingkungan perkantoran. Sedangkan cahaya putih-hangat, yang berwarna putih kekuningan dan kerap digunakan di rumah, ternyata menghasilkan lebih banyak telur yang berkembang menjadi bayi. "Kami menemukan cahaya ini tak terlalu merusak," kata pensiunan peneliti dari University of Hawaii itu.

Meski penelitian ini berfokus pada perkembangan janin tikus, Yanagimachi memperkirakan dampak buruk cahaya itu juga mempengaruhi embrio manusia. Peneliti yang bekerja sama dengan Manami Takenaka dan Toshitaka Horiuchi dari Prefectural University of Hiroshima itu menyarankan agar laboratorium yang menangani janin manusia atau binatang memperbaiki tekniknya sehingga meminimalisasi paparan cahaya selama pengambilan telur dan inseminasi.

Faktor cahaya ini juga harus diperhatikan ketika menangani telur yang telah dibuahi sebelum dipindahkan kembali ke dalam rahim. "Orang tak memperhitungkan cahaya sebagai faktor lingkungan yang negatif," katanya.

Dalam riset itu ditemukan bahwa paparan cahaya matahari terhadap janin tikus, meski cuma 10 detik, menyebabkan kerusakan hebat. Paparan cahaya itu memberikan tekanan pada embrio yang meresponsnya dengan meningkatkan level oksigen radikal beracun bagi stuktur sel.

 

Sumber : TEMPO Interaktif