ARTIKEL


Bila Tupai Memanaskan Buntut
Senin, 20 Agustus 2007

Bila Tupai Memanaskan Buntut

California:

Tupai memiliki cara yang unik untuk mengusir salah satu predatornya, ular derik (Rattlesnake). Sang tupai mengombakkan dan memanaskan ekornya.

Ekor tupai yang berbulu banyak itu pun membuat tupai terlihat lebih besar dan mengancam. Sama dengan kucing yang menegakkan bulu tengkuknya saat dalam keadaan terancam.

Tindakan itu dilakukan lebih hebat lagi pada saat hari gelap. Pasalnya, mata sang ular berbisa itu agak rabun. Namun, sang ular dapat merasakan panas maupun radiasi sinar inframerah pada keadaan kurang cahaya.

Tindakan pertahanan yang unik ini berhasil diungkap ahli biologi dari Universitas California, Amerika Serikat, Aaron Rundus. Penelitiannya dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences edisi Senin lalu.

Menurut Rundus, aksi pertahanan diri dengan mengirimkan sinyal panas lewat buntut itu sebetulnya adalah sistem yang lazim pada tubuh seekor tupai. Buntut bagi tupai adalah salah satu organ yang penting untuk mengatur temperatur tubuhnya.

"Mereka membuang panas untuk mendinginkan temperatur dengan cara meningkatkan aliran darah lewat buntut," kata Rundus. Bila ingin menghangatkan tubuh, tupai lantas mengurangi aliran darah. "Jadi ada sistem yang mereka manipulasi seakan-akan ekor mengirimkan sinyal panas."

Untuk membuktikannya, Rundus mempertemukan seekor tupai tanah California (Spermophilus beecheyi) dan musuhnya di laboratorium. Tupai dipertemukan dengan ular derik dari Pasifik Utara (Crotalus oreganus) dan ular gopher dari Pasifik (Pituophis melanoleucus).

Saat berhadapan dengan kedua predator itu, tupai mengombakkan buntutnya. Khusus untuk ular derik, si tupai mengirimkan sinyal panas dengan cara meningkatkan aliran darah yang tertangkap oleh kamera.

Namun, saat berhadapan dengan ular gopher, buntut si tupai rupanya tetap dingin-dingin saja. Rupanya, si gopher bukanlah ular yang bisa merasakan sensasi panas seperti ular derik. Cukup dengan buntut berombak, ular gopher bisa merasa bahwa si tupai bukan lawan sembarangan. "Ini adalah sistem komunikasi yang tersembunyi," kata Rundus.

Untuk kian menguatkan penelitian tersebut, Rundus dan timnya membuat robot tupai dan mempertemukannya dengan ular derik betulan. Sebagaimana tupai betulan, si robot juga bisa memancarkan panas lewat buntutnya.

Ternyata dampaknya sama saja. Sang ular tampak waspada saat tupai robot mulai memancarkan panas. Rencananya, Rundus akan meningkatkan kemampuan robot tupai itu agar bisa diuji coba di alam liar demi mempelajari lebih dalam perilaku tupai.

Sumber : TEMPO Interaktif