ARTIKEL


HAKEKAT MUSIBAH
Jumat, 30 Juni 2006
Hai manusia, kamu jangan merasa masuk surga sebelum datang ujian2 dari Allah SWT seperti orang2 terdahulu sebelum kamu,pada hakekatnya manusia milik Allah,maka dia berhak mengambilnya sewaktu-waktu,dengan berbagai jalan,baik itu bencana alam,tertabrak mobil,atau kejatuan bom,semua itu adalah bentuk panggilan Allah SWT terhadap kita. Maka manusia tidak alasannya menolak, semua harus menerima kenyataan takdir Allah. Ada banyak hal yang perlu kita renungkan,resapi ketika menghadapi kenyataan yang menurut kita pahit,memang menurut logika manusia diartikan Allah tidak akan pernah berkehendak buruk kepada hamba2-NYA. Coba lihat hukum Allah : Hukum adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT yang berkenaan dengan rumusan-rumusan dan teori-teori,maka hukum akan berlaku bagi siapa saja yang melanggarnya,baik itu kaum atheis,orang saleh maupun dhurhaka dsb. Dari hukum inilah seluruh aktifitas alam semesta berlangsung dari yang kecil sampai yang besar. Hukum yang diberlakukan oleh Allah SWT tersebut berbeda dengan hukum aqidah atau syariat yang diturunkan oleh-NYA,hukum yang sedang kita hadapi sekarang adalah hukum yang hanya berlaku di dunia fana. Sedangkan hukum aqidah dan syariat berlaku didunia dan akhirat sekaligus. Dengan demikian dalam hal tertentu hukum tersebut sama sekali tidak memiliki kaitan "era" dengan hukum aqidah dan syariat artinya hukum akan nmenerkan siapa saja yang melanggarnya,baik manusia saleh,fasik,dan atheis,hewan dll. Musibah apapun yan g menimpa umat merupakan salah satu dari 6 perkara : 1. Sebagai ujian keimanan, Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut ayat 1-2 dan Muhammad ayat 31 : Dan sungguh kami benar-benar akan mengujikamu sehing ga kami mengetahui orang-orang yg benar-benar berjihad dan bersabar diantara kamu. 2. Sebagai upaya meningkatkan derajad keimanan,semakin tinggi iman seseo- rang,semakin tinggi pula ujian yg ditimpakan kepadanya. Dalam Al-Qur'an Hadist dan Sirah Nabawiyah (sejarah Nabi)banyak kita temukan kisah musi- bah yg menimpa para nabi.Rasulullah saat ditanya oleh sahabat Sa'ad bin Abu Waqqash tentang orang yg paling berat cobaannya,beliau menjawab,"Pa ra Nabi",kemudia orang2 yg derajat nya dekat dengan para nabi.(HR.Al- Iman,Al-Hakim,dan Al-Imam al-Thabra ni).Rasulullah bersabda,"Tidaklah seorang muslim terkena duri,atau le bih dari itu,kecuali Allah mengang- kat satu derajat,dan menghapuskan darinya satu dosa."(HR al-Bukhari dan Muslim). 3. Sebagai bukti cinta Allah terhadap hamba-NYA.Dalam sebuah hadist Rasu lullah bersabda,"Ketika Allah men cintai suatu kaum,Dia mengujinya (dengan memberi musibah)(HR.Ahmad dan al-Thabrani). 4. Sebagai tanda bahwa Allah menghenda ki kebaikan bagi seseorang (segolo ngan kaum)kebaikan ini berbentuk pem berian pahala dan penghapusan dosa yg diberikan Allah bagi orang yg ber sabar dalam menjalani musibah. Dalam sebuah hadist Rasulullah ber- sabda".Ketika Allah menghendaki keba ikan bagi hambanya,Dia mengujinya dengan bala'(musibah)Dan ketika Allah menguji hambanya,Dia memberi kannya saat para sahabat bertanya maksud dari "memberikannya" Rasulull ah bersabda,Allah tidak meninggalkan baginya keluarga dan harta. 5. Sebagai teguran atau peringatan, Dalam sebuah hadist Rasulullah ber- sabda,"Tidak ada seorangpun dari ka lian melanggar ketentuan Agama kmudi an disegerakan siksanya (sebagai hu- kuman,kecuali siksa itu menjadi kafa rah (penebus dosanya)dan siapa siksa nya diakhiri,maka urusannya dikemba likan kepada Allah,kalau Allah meng hendaki,dia merah-hatinya(mengampu ni kesalahannya,dan kalau Dia meng hendaki,Dia akan menyiksanya. (HR. Ibn Hibban) 6. Sebagai siksa Allah di Dunia, Dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 25,Allah menjelaskan bahwa ketika kemaksiatan dan kejahatan merajale la,dan tak ada orang yg mencoba me lakukan amar makruf nahi mungkar,ma ka siksa Allah (musibah)akan menimpa mereka secara keseluruhan."Dan peli haralah dirimu dari siksaan yg tdk hanya menimpa orang2 zalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-NYA. Dalam sebuah hadist Rasulullah ber sabda,"Sesungguhnya orang2 yg meli- hat orang yg zalim kemudian mereka tidak mengubahnya,maka hampir2 Allah meratakan dengan siksaan dari-NYA. (HR Abu Dawud)