ARTIKEL


Renungan ke I
Kamis, 27 April 2006
PERINGATAN BAGI MANUSIA. Terlepas dari perdebatan apakah hal itu penting atau tidak, terdapat banyak peristiwa sejarah yang bisa dijadikan pelajaran untuk dikaji,diresapi,renungan dan harus dilaksanakan untuk dijadikan cermin bagi para pelaku sejarah masa kini,khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia politik. Pertama,perlunya kesadaran sejarah dan kedewasaan berpikir tentang urgensi ilmu pengetahuan sebagai cahaya. Kalau kita mengacu pada ayat ke 60 surat Al An-fal kita akan menemukan bahwa pertahanan preventif yang diperintakan Allah terletak pada kekuatan yang bersifat nakirah dan umum, berupa kekuatan ilmu pengetahuan,teknologi,ekonomi,politik dan sebagainya. Kedua perlunya praktik pola hidup sederhana. Ini merujuk pada runtuhnya tiang-tiang istana kekaisaran yang menjadi simbol kemewahan dan kecongkakan. Dalam catatan sejarah runtuhnya dinasti Umayyah dan Abbasiyah juga tidak lepas dari faktor kemewahan. Fenomena tersebut bisa dibandingkan dengan kehidupan Rasullullah yang sangat sederhana dan kehidupan khulafa'ur Rasyidin. Ketiga menentukan skala prioritas dalam pekerjaan dan perjuangan,mendahulukan sesuatu yang sangat penting dan mendesak dari penting lainnya. Gambaran historisnya bisa bisa dilihat dari padanya api sesembahan masyarakat Majusi ketika Nabi lahir. Diperlukan usaha-usaha yang kontinyu untuk memadamkan api hawa nafsu yang bernama kepentingan, baik itu di pentas personal,lokal,atau nasional. Api juga bisa dianalogikan sebagai kebencian dari iri hati yang harus dipadamkan dengan air kesadaran sejarah dan ilmu pengetahuan. Berangkat dari hal diatas,sudah semestinya kita jadikan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai titik awal dari bangkitnya nilai-nilai etika dan estetika luhur. Nilai ini bermuara pada sikap toleransi,menjaga persatuan bangsa,mempererat tali silahturahmi dan ukhuwah nasional,mengembangkan pola hidup sederhana,serta memadamkan api kebencian dan kecurigaan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan sebagai muara dari semua itu adalah meningkatkan etika moral bangsa yang luhur,makarim al-akhlaq.(AM.Thabrani) sesungguhnya semua kesalahan ada pada manusia, kebenaran hanya milik Allah sebab awalnya manusia itu sangat bodoh,tolol,biadab,tidak tahu diri,miskin,sombong,perusak banyak bukti yang ia lakukan disebabkan banyak yang tidak percaya dan kurang sungguh2. Dan yang demikian itu Allah telah menyuruh kita untuk mendalami Islam secara kafah (menyeluruh) dengan hukum2 Allah,seperti pada QS 11 ayat 123 artinya :Dan kepunyaan Allah kegaiban dilangit dan bumi,dan kepada-NYA-lah seluruh perkara dikembalikan. Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-NYA dan Allah tidaklah lalai dari apa yang kamu kerjakan. Karena Allah menciptakan jin dan manusia diperintah hanya untuk menyembah.